Etika Kedokteran Islam Kontemporer: Menyuarakan Kritik Fatimah Mernissi Atas Diskriminasi Perempuan Dalam Fikih Kesehatan

Authors

  • Agung Budi Prasetiyono Program Doktor Ilmu Syariah IAIN Metro
  • Siti Nurjanah Pascasarjana IAIN Metro
  • Agus Hermanto UIN Raden Intan Lampung
  • Siti Zulaikha Pascasarjana IAIN Metro

DOI:

https://doi.org/10.62976/ijijel.v3i3.1290

Keywords:

Etika Kedokteran, Fatimah Mernissi, Fikih Kesehatan, Gender, Otonomi Tubuh

Abstract

Artikel ini mengkaji bagaimana pemikiran Fatimah Mernissi, seorang feminis Muslim terkemuka, dapat digunakan sebagai kritik terhadap bias gender dalam fikih kesehatan Islam. Dalam konteks pelayanan medis, perempuan seringkali mengalami pembatasan terhadap hak otonomi atas tubuhnya, terutama dalam hal kesehatan reproduksi dan seksual. Diskursus fikih klasik, sebagaimana ditunjukkan oleh Mernissi, banyak dipengaruhi oleh tafsir-tafsir hadis dan teks keagamaan yang sarat nuansa patriarki. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif berbasis studi pustaka (library research) dengan metode hermeneutika kritis, guna menganalisis teks-teks fikih dan hadis yang menjadi dasar etika kedokteran Islam. Hasil kajian menunjukkan bahwa banyak tafsir keagamaan tidak merepresentasikan nilai keadilan gender dan justru melanggengkan kontrol sosial atas tubuh perempuan. Pemikiran Mernissi menggarisbawahi pentingnya membaca ulang teks-teks keagamaan dalam konteks sosial-politik yang membentuknya, serta menuntut pembaruan etika kedokteran Islam agar lebih menjamin keadilan, otonomi pasien, dan penghormatan terhadap hak-hak perempuan. Dengan demikian, pembaruan fikih kesehatan melalui perspektif gender menjadi kebutuhan mendesak dalam membangun sistem pelayanan medis yang lebih etis dan humanis.

Downloads

Published

21-07-2025

Issue

Section

Articles